Tugas Makalah
Financial Planner (Perencenaan Keuangan)
Mata Kuliah
Menejemen Keuangan Syariah
Dosen Pengampu:
Abdillah SE., MM.
Di Susun Oleh :
Abdul Ghoni
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT (UNIRA )
MOJOSARI-KEPANJEN-MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Segala puji dan syukur
kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah
di limpahkan sejak mencari ide, menyusun , hingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini tidak akan
terwujud tanpa ada pengarahan, bimbingan serta kerja sama dari semua pihak yang
telah turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Sesungguhnya kami menyadari makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, untuk perbaikan dan menyempurnakan makalah ini,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan. Semoga makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi yang berkepentingan dan khususnya untuk para
mahasiswa agar dapat menjadi referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan
terutama bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah Manajemen Keuangan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
Abdul Ghoni
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 1
C. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A. Pengertian Financial planner..................................................................... 3
B. Bentuk Perencanaan Keuangan................................................................. 4
C. Langkah-langkah Perencanaan Keuangan................................................. 7
D. Manfaat belajar financial planner.............................................................. 8
BAB III PENUTUP............................................................................................ 10
A. Kesimpulan................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Proses perencanaan
merupakan bagian yang terpadu dari pekerjaan manajer keuangan.Oleh karena
liabilitas liabilitas jangka panjang dan dana modal saham ditarik hanya sewaktu
waktu saja dan dalam jumlah besar,maka penting bagi perusahaan mempunyai
taksiran kebutuhan seluruh dana untuk tahun tahun yang akan datang. Jadi
berguna sekali untuk menyelidiki ramalan seluruh kebutuhan dana dari
perusahaan.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi
manajemen, berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
bergantung pada perencanaan. Perencanaan keuangan yang dibuat dengan baik dan
selaras dengan strategi yang telah ditetapkan akan dapat mengarahkan perusahaan
dalam pencapaian tujuannya secara efektif dan efisien. Perencanaan keuangan
mencakup kegiatan ramalan keuangan dan pengendalian keuangan. Ramalan keuangan
dibuat untuk meramalkan kebutuhan dana tambahan yang diperlukan perusahaan.
Dengan mengetahui berapa jumlah dana yang akan diperlukan perusahaan untuk
operasi periode mendatang, manajemen keuangan dapat memikirkan cara yang
terbaik untuk mendanai kebutuhan tersebut dan pada akhirnya menjadi dasar
pengendalian efektif keuangan.
Langkah awal dalam pelaksanaan kegiatan
penyusunan perencanaan keuangan adalah peramalan penjualan, yaitu merupakan
ramalan unit dan nilai uang penjualan suatu perusahaan. Penyusunan perencanaan
keuangan apabila disajikan dengan benar, maka informasi tersebut akan
berguna bagi pihak manajemen perusahaan dalam rangka pengembangan usaha yang
dilakukan. Apabila perencanaan keuangan dilakukan secara tepat maka pihak
manajemen perusahaan mampu untuk berusaha secara maksimal dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari financial planner.
2. Mengetahui bentuk financial planner.
3. Mengetahui langkah-langkah finansial planner.
4. Mengetahui manfaat dari financial planner.
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu financial planner?
2. Apa sajakah bentuk financial planner?
3. Bagaimanakah langkah-langkah financial planner?
4. Manfaat apa yang akan diperoleh bagi orang belajar financial planner?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Financial Planner (Perencanaan Keuangan)
Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat
berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada
waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan
adalah proses penyusunan tujuan-tujuan perusahaan dan pemilihan
tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Supriyanto, 1994:4).
Perencanaan keuangan
merupakan aspek penting dari operasi dan sumber penghasilan perusahaan karena
memberikan petunjuk yang mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengontrol kegiatan
perusahaan untuk mencapai tujuan.
Dua aspek penting
dalam proses perencanaan keuangan :
1)
Perencanaan uang
tunai, meliputi persiapan dari penyusunan budget kas perusahaan.
2)
Perencanaan laba,
perencanaan laba perusahaan yang dibuat dalam bentuk laporan keuangan proforma.
Kedua hal tersebut tidak hanya berguna bagi perencanaan keuangan intern
tetapi juga dibutuhkan bagi pemberi pinjaman baik sekarang maupun yang akan inanc.
Perencanaan laba
berpusat pada pembuatan laporan proforma. Laporan proforma,
merupakan proyeksi laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan rugi
laba suatu perusahaan. Dua input yang diperlukan untuk menyusun laporan proforma
dengan menggunakan pendekatan yang sederhana yaitu : a) laporan keuangan
untuk tahun sebelumnya dan b) ramalan penjualan tahun yang akan inanc.
Perencanaan keuangan
berhubungan dengan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Kepala bagian inancial
harus selalu mengadakan forecasting (peramalan dan pengiraan) terhadap
masa yang akan inanc tersebut dengan tepat, yang meliputi perencanaan inancial jangka panjang (long
range financial planning) dan perencanaan-perencanaan jangka pendek (short
range financial planning). Salah satu keuntungan yang diperoleh dari adanya
perencanaan inancial adalah dihindarkannya pemborosan-pemborosan yang
diakibatkan oleh adanya aktivitas yang sangat kompleks.[1]
B. Bentuk Perencanaan Keuangan
Bentuk-bentuk rencana keuangan dapat secara lengkap
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Neraca
Neraca merupakan laporan yang sistematis tentang
aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
Menurut Fress dan Warren (1992:25), neraca adalah: “Suatu daftar aktiva,
kewajiban dan modal pemilik perusahaan pada tanggal tertentu yang biasanya pada
tanggal terahir suatu bulan atau tahun”. Jadi tujuan neraca adalah untuk
menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu,
biasanya pada waktu buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir
tahun fiskal atau tahun kelender, sehingga neraca sering disebut balance
sheet.
Kegunaan dari neraca menurut Kieso dan Weygandt
(1995:252) adalah untuk:
·
Perhitungan tingkat
pengembalian.
·
Pengevaluasian struktur
modal perusahaan.
·
Penilaian likuiditas
dan fleksibilitas dari keuangan tersebut.
Artinya bahwa untuk
mengadakan pertimbangan tertentu atas resiko perusahaan dan untuk menilai arus
kas masa depan, seseorang harus menganalisa neraca dan menentukan likuiditas
perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Likuiditas menggambarkan jumlah waktu
yang diperlukan untuk berlalu sampai dari suatu harta direalisasikan atau
sebaliknya dikonversi menjadi uang kas dan sampai suatu hutang harus
dibayarkan. Pada dasarnya fleksibilitas keuangan adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk mengambil tindakan efektif guna mengubah jumlah dan waktu arus
kas sehingga ia dapat tanggap terhadap kebutuhan dan peluang yang tidak
terduga.[2]
Beberapa keterbatasan neraca menurut Smith dan Skousen
(1993:151), adalah sebagai berikut:
a)
Para pemakai ekstern
acap kali ingin mengetahui nilai perusahaan, pada dasarnya neraca tidak
mencerminkan nilai berjalan dari suatu perusahaan, akan tetapi sumber daya dan
kewajiban perusahaan disajikan dengan nilai historis berdasarkan transaksi dan
kejadian dimasa lalu. Pengukuran biaya historis menunjukkan nilai pasar yang
ada pada tanggal terjadinya transaksi dan kejadian-kejadian. Namun demikian,
jika harta tertentu ternyata berubah dengan tajam setelah tanggal perolehannya,
maka angka-angka neraca tidak relevan lagi untuk mengevaluasi nilai perusahaan.
b)
Suatu masalah yang
berkaitan dengan neraca adalah kestabilan nilai rupiah sebagai satuan standar
pengukur akuntansi. Karena adanya perubahan-perubahan harga umum dalam ekonomi,
rupiah tidak menunjukkan suatu daya beli yang konstan. Pada hal nilai-nilai
historis sumber daya dan kekayaan dinyatakan dalam neraca tidak disesuaikan
dengan perubahan-perubahan daya beli satuan pengukuran. Hasilnya adalah suatu
neraca yang mencerminkan harta, hutang dan kekayaan dalam satuan daya beli
tyang berbeda-beda.
c)
Keterbatasan lainnya
dari neraca juga berkaitan dengan kebutuhan pembanding, dimana
perusahaan-perusahaan tidak mengklasifikasikan dan melaporkan pos-pos yang
serupa secara sama. Sebagai contoh, nama dan klasifikasi perkiraaan bervariasi,
beberapa perusahaan membuat lebih terperinci dari pada yang lain, dan beberapa
perusahaan dengan transaksi yang benar-benar sama ternyata melaporkan secara
berbeda-beda. Perbedaan tersebut mengakibatkan pembandingan sulit dilakukan dan
mengurangi nilai potensial analisa neraca.
d)
Neraca juga dianggap
memiliki beberapa kelemahan dalam bidang lainnya, terutama akibat masalah
pengukuran beberapa sumber daya dan kewajiban tidak dilaporkan pada neraca.
2) Laporan Laba Rugi
Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis
tentang pendapatan/ hasil usaha, beban, laba perusahaan atau rugi yang
diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut Keiso dan
Waygandt (1995:177), perhitungan laba rugi adalah: “Laporan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.” Pentingnya
perhitungan laba rugi karena beberapa alasan, alasan utamanya adalah bahwa
laporan yang membantu mereka dalam meramalkan jumlah, waktu dan ketidak pastian
dari arus kas masa depan. Ramalan yang akurat akan arus kas masa depan membantu
investor untuk menilai ekonomi perusahaan dan kreditur sehingga dapat
menentukan profitabilitas dari pembayaran kembali sahamnya terhadap perusahaan.
Perhitungan laba rugi membantu pemakai laporan
keuangan untuk meramalkan arus kas masa depan dalam beberapa cara yang berbeda
(Keiso dan Waygandt, 1995:179)
a)
Investor dan kreditor
dapat menggunakan informasi pada perhitungan laba rugi untuk mengevaluasi
prestasi masa lalu perusahaan. Keberhasilan pada masa yang akan datang
kecenderungan penting dapat ditentukan. Artinya jika suatu korelasi antara
prestsi masa lalu dan masa depan dapat diasumsikan, maka prediksi atas arus kas
masa depan dapat dibuat dengan kenyakinan tertentu.
b)
Perhitungan laba rugi
membantu pemakai menentukan resiko (tingkat ketidakpastian) dari tidak mencapai
arus kas tertentu. Informasi mengenai berbagai komponen laba pendapatan, beban,
keuntungan dan kerugian menyoroti hubungan di antara berbagai komponen ini.
Komponen ini memungkinkan seseorang, misalnya untuk menilai secara lebih baik
perubahan dalam permintaan akan produk suatu perusahaan terhadap penetapan
beban.[3]
C. Langkah-langkah Perencanaan Keuangan
Langkah-langkah dalam penyusunan rencana keuangan. (Gitosudarmo dan Basri,
1999:268-269) meliputi :
a)
Merencanakan keuangan
adalah merumuskan (formulasi) terhadap tujuan jangka panjang, dapat berupa
tujuan untuk dapat tumbuh menjadi perusahaan yang bertingkat nasional atau internasional.
b)
Formulasi dari politik keuangan perusahan. Formulasi ini akan menjadi pedoman bagi segala
kegiatan bisnisnya, dan dalam hal perencanaan keuangan ini sangat diperlukan.
Oleh karena dalam hal ini sangat diperlukan adanya forecasting
guna memperkirakan perubahan-perubahan terhadap factor-faktor yang terdapat
dalam formulasi rencana keuangan dari bisnis itu.
c)
Pembentukan prosedur. Dimaksud untuk menciptakan koordinasi yang baik dari setiap aktivitas
yang saling berhubungan, sehingga tidak terjadi bertabrakan, saling lempar
tanggung jawab.
d) Mengusahakan adanya fleksibilitas. Keadaan ekonomi saat ini berada dalam keadaan dinamis dan selalu meningkat.
Oleh karena itu manajemen harus selalu mempersiapkan adanya flesibilitas
(keluwesan) di dalam rencana-rencana, terutama recana jangka pendeknya. Vareabel
budged adalah salah satu bentuk yang tepat untuk diterapkan.[4]
D. Manfaat belajar finansial planner
1) Kenaikan Pengeluaran dan Pendapatan Tidak Seimbang
Inflasi
atau kenaikan harga barang-barang menyebabkan daya beli berkurang. Meskipun
kalau dihitung-hitung kenaikan UMR per-tahunnya bisa melebihi angka inflasi
yang ditetapkan Pemerintah, sayangnya yang dihadapi adalah inflasi personal
yang nilainya bisa lebih besar dari angka inflasi umum. Financial planning
memberi tau kita masalah ini dan juga memberikan solusinya.
2) Agar
tidak mudah di tipu
Dengan belajar financial planning, literasi
tentang produk keuangan akan makin bertambah sehingga paling tidak ketika kita
menggunakan suatu produk keuangan, kita sudah mengetahui dengan pasti return
dan segala risiko yang akan dihadapi.
3) Agar tahu pilihan produk investasi
Produk
investasi yang ada di Indonesia semakin bertambah setiap tahun, baik dalam
bentuk real asset maupun financial asset. Disinilah kita dituntut untuk belajar
mengetahui produk-produk investasi tersebut melalui ilmu financial planning.
Dengan demikian, kita akan memiliki lebih banyak alternatif produk investasi,
tidak lagi terbatas pada tabungan dan deposito.
4) Umur
produktif manusia terbatas
Selama
hidupnya, manusia pasti membutuhkan biaya. Nah, untuk bisa memiliki
passive income saat pensiun, tentu butuh modal yang tidak sedikit. Dalam ilmu
financial planning-lah, masalah ini menjadi salah satu tujuan keuangan yang
wajib dipenuhi untuk memastikan kita bisa menjalani masa tua dengan tenang.
5) Lebih
sadar dengan kondisi keuangan
Alasan
lain kenapa butuh belajar financial planning adalah agar
kita bisa lebih peduli dengan keuangan sendiri. Karena kita dituntut untuk
punya financial habit yang baik. Contohnya, membuat anggaran pengeluaran,
mencatat setiap pengeluaran bulanan, membedakan antara kebutuhan dan keinginan,
membatasi penggunaan utang konsumtif, dll. Meskipun terlihat sederhana,
ternyata tidak semua orang bisa mempraktikkannya dengan benar dalam kehidupan
sehari-hari.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, kami menyadari masih
banyak kekurangan dan kesempurnaan sebagaimana yang kami harapkan pula, namun
sebagai wujud pertanggung jawaban semaksimal mungkin telah kami laksanakan
untuk mengerjakan makalah yang berjudul Financial Planner, maka dari itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari para pembaca
sebagai sarana perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://abdulgofar855.blogspot.co.id/2014/02/perencanaan-keuangan_7119.html
http://sangid-com.blogspot.co.id/2013/12/makalah-manajemen-keuangan-lanjutan.html
http://sangid-com.blogspot.co.id/2013/12/makalah-manajemen-keuangan-lanjutan.html
http://abdulgofar855.blogspot.co.id/2014/02/perencanaan-keuangan_7119.html
http://www.tandapagar.com/kenapa-belajar-financial-planning-itu-penting/
[1] http://abdulgofar855.blogspot.co.id/2014/02/perencanaan-keuangan_7119.html
[2] http://sangid-com.blogspot.co.id/2013/12/makalah-manajemen-keuangan-lanjutan.html
[3] http://sangid-com.blogspot.co.id/2013/12/makalah-manajemen-keuangan-lanjutan.html
[4] http://abdulgofar855.blogspot.co.id/2014/02/perencanaan-keuangan_7119.html
[5] http://www.tandapagar.com/kenapa-belajar-financial-planning-itu-penting/
0 comments:
Post a Comment