tidak diragukan
lagi bahwa begitu banyak nikmat yang telah Alloh berikan kepada kita. Tatkala
kita dilahirkan di dunia dengan tidak membawa apa-apa dan dalam keadaan lemah,
Alloh memberikan kepada orang tua kita kasih sayang sehingga merekapun tergerak
hatinya untuk merawat kita sebaik-baiknya. Sehingga, dari nikmat itulah kita
bernafas leluasa dan bertahan hidup sampai sekarang. Oleh karena itu Alloh
berfirman yang artinya, “Bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibu bapakmu”
(QS. Luqman: 16). Disitulah letak kemulyaan dan kekeramatan kedua orang tua
kita. Ini masih segelintir dari nikmat
yang telah Alloh berikan kepada kita. Sedangkan nikmat teragung yang Alloh
berikan kepada para hambanya adalah agama Islam, agama yang langsung
mendapatkan apresiasi khusus dari allah SWT. Oleh karenanya, kita sebagai tubuh
penggerak ajaran islam harus bisa mentenarkan dan menggerakkan sendi-sendi agama
islam ini, jangan sampai terulang kembali teragedi seperti di negara spanyol
yang sudah memasuki era ke emasan namun gagal mempertahankanya dan hanya
meninggalkan cerita kepada para regenerasinya.
Tentunya itu
semua tidak pernah lepas dari misi imprealis barat dalam melancarkan serangan “open
close” secara masif. Mereka berupaya merongrong aqidah dan ukhuwah
islamiyah lewat seluruh sektor dan sendi-sendi kehidupan umat islam. tahu
ataupun tidak, Allah SWT telah memproklamirkan di dalam Al-Qur’an, yang
artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk
menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu,
kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam
Neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal:
36). Ayat tersebut sudah sangat jelas
sekali, bahwa musuh-musuh Islam tidak akan pernah tinggal diam melihat kaum
muslimin senantiasa berjalan di atas agamanya. Mereka akan selalu mencari
kesempatan serta mengerahkan cara apa saja untuk memalingkan kaum muslimin dari
keyakinannya. Maka merekapun melancarkan serangan kepada kaum muslimin lewat
senjata rahasia yang dikenal dengan istilah “Kristenisasi”. Tipu daya yang mereka buatpun dengan
menggunakan cara yang bermacam-macam.
Sejak dulu, kita sudah tau kalau aurotul-mar’ah
itu adalah “jami’u badaniha illal-wajha wal kaffaini” (seluruh badan
dan kedua telapak tangan). Kita juga faham, kalau laki-laki bukan mahrom
dilarang berpandang-pandangan, berdua-duaan apalagi ngumpul bareng ditempat
sepi. Namun, apa tanggapan mereka, “inilah pergaulan masa kini, jadi akan
ketinggalan zaman kalau kita tidak mengikuti tradisi masa kini”, semua itu
telah menjadi racun dan virus kehidupan saat ini. Karena itulah kita
menyaksikan dengan mata kepala kita sendiri, bahwa tingkat eskalasi kejahatan
saat ini terus meningkat, pamer aurat sudah menjadi kebanggaan, pornoaksi dan
pornografi ikut menghiasi kehidupan kita sehari-hari. Nabi muhammad s.a.w.
artinya: “dari anas r.a., beliau berkata, tidaklah hari-hari berlalu,
melainkan setelahnya lebih buruk dari yang sebelumnya. Aku mendengar hal itu
dari nabi kalian s.a.w. (HR. Abu Ya’la). Legalitas isnad hadist ini
menurut husain salim asad adalah shohih. Rasulullah sudah mewanti-wanti kita
untuk terus berhati-hati karena diluar sana masih banyak setan-setan yang
berwajah manusia yang siap menjerumuskan kita ke dalam lembah kesengsaraan.
Kita harus terus memperkokoh benteng pertahanan aqidah kita.
Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Sebelumnya,
ingatkah kita pada pesan sayyidina ‘Ali Bin Abi Tholib yang artinya seperti
ini, “barangsiapa yang tidak mempunyai semangat juang dalam dirinya sebagai
seorang pemuda, maka takbirkanlah ia empat kali, karena ia sudah di anggap
mayat hidup yang bergentayangan di muka bumi”. Pada dasarnya, orang muslim
mendambakan ketahanan potensinya dan terjalinnya mata rantai dakwah islamiyah
dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Nah, dalam hal ini, begitu
pentingnya posisi seorang pemuda yang dikatakan sebagai penerus dan pewaris
tongkat estafet dakwah islam. bagimana mungkin?. Pepatah arab mengatakan “pemuda
masa kini adalah pemimpin masa depan”. Mari kita renungkan bersama, kalau
saat ini kita sudah memasuki masa mengerikan seperti ini, bagaimana jadinya
dengan nasib masyarakat, khususnya kaum muslimin 20 tahun yang akan datang?.
Menjadi tugas berat bagi kita khususnya pemuda-pemudi Islam dan
generasi-generasi selanjutnya bahwa kemajuan dan kemunduran islam ada dalam
genggaman para pemuda islam. Terus pemuda yang bagaimana dan yang seperti apa
yang di harapan oleh agama islam?
Sudah jelas,
kalau islam membutuhkan pemuda yang berilmu dan berpengetahuan luas, islam
tidak butuh dengan pemuda yang lembek, yang sekali digoncang zaman akan runtuh.
Saya jadi teringat dengan pepatah arab, yang artinya: “bukanlah dikatakan
pemuda sejati, orang yang berkata inilah bapakku, tetapi pemuda sejati adalah
orang berkata inilah aku”. Artinya apa, pemuda sejati adalah pemuda yang
berkata menurut kata hatinya, dan mampu berdiri sendiri. Bukanlah pemuda
sejati, kalau hanya bisa mengandalkan para pendahulunya, sementara dirinya
tidak mempunyai apa-apa untuk diandalkan.
Lebih jauh dari
itu, kejayaan islam dan keabadian islam yang kita harap-harapkan, tergantung
peran aktif umat islam dalam menjaga dan melestarikan ilmu-ilmu agama. Karena ilmu
adalah unsur terpenting bagi suatu peradaban. Peradaban tidak akan berdiri
kokoh tanpa ditopang dengan ilmu yang melandasinya. Dalam sebuah hadist dari
ibnu abbas dinyatakan : “ilmu adalah tiang pokok kehidupan islam dan
tegaknya iman”. (HR.abu syaikh). Jadi, islam bisa jaya bukan dengan cara
mengibarkan bendera dimana-mana, bukan pula dengan kita berkampanye teriak sana
teriak sini. Namun islam bisa jaya dengan ilmu. Oleh karena itu, ayo kita ajak
segenap rekan-rekan generasi muda, sebagai satu-satunya tumpuan kehidupan
bangsa dan agama islam si era yang akan datang. Mari kita jadikan peristiwa-peristiwa
masa lalu yang telah melanda negara-negara islam sebagai bahan renungan,
pelajaran, i’tibar, cermin untuk mengintrospeksi diri, agar kita bisa
bangkit membangun peradaban islam yang agung dan bermartabat, serta bisa terus
menjaganya agar kokoh berjaya, kendati arus kehidupan dan tantangan zaman terus
menerjang.
0 comments:
Post a Comment