Puisi sebagai karya seni dapat di
ibaratkan sebagai puncak gunung, penuh rasa, tertutup kabut dan awan, sebab
terkadang seseorang tidak tahu apa yang ada dibalik kata-kata yang yang dijalin
oleh penyair. Ada penyair yang secara lugas menyampaikan imajinasinya, namun
ada pula yang tidak demikian. Artinya penyair tersebut mengungkangkapkan dengan
menggunakan simbolik yang susah di ketahui maksudnya. di bawah ini kami sajikan
puisi-puisi yang termasuk dalam keduanya....
Aku Masih
di Sini
Terjebak aku
dalam rotasi zaman
Dalam lirih
aku menggerutu
Dengan nada
penuh penyesalan
Kucurahkan
air mata pilu
Ku coba
tenangkan perasaanku
Dengan sejuta
kasih yang kau miliki
Kau bawa
diriku penuh kedamaian
Dengan seribu
sayang kau curahkan
Kau coba
tuk memulihkan pandang
Agar langit
dan bumi tetap terpandang
Dengan untaian
penuh halwat
Kau merubah
alam semakin nyata
Mentari
menyinari alam sepi
Kelam malam
penuh kebisuan
Kini dapat
kurasakan
Kau dulu
tak pernah ku kenal
Kini merasuk
dalam hayal
Kau hadir
dalam sanubari
Penuh dengan
kesan memori
Aku masih
disini
Di Sidogiri
Istana suci
tuk berbenah diri
Yang tak
mampu ku membalas budi
Entah dengan
apa......
Dan harus
bagaimana aku harus membalasnya
0 comments:
Post a Comment