Puisi sebagai karya seni dapat di
ibaratkan sebagai puncak gunung, penuh rasa, tertutup kabut dan awan, sebab
terkadang seseorang tidak tahu apa yang ada dibalik kata-kata yang yang dijalin
oleh penyair. Ada penyair yang secara lugas menyampaikan imajinasinya, namun
ada pula yang tidak demikian. Artinya penyair tersebut mengungkangkapkan dengan
menggunakan simbolik yang susah di ketahui maksudnya. di bawah ini kami sajikan
puisi-puisi yang termasuk dalam keduanya....
HUJAN DIKALA
SENJA
Oleh: Hasan Sabil
Oleh: Hasan Sabil
Tuhan,,,
Bahuku sudah lama menjadi pelabuhan airmata ini
Bahuku sudah lama menjadi pelabuhan airmata ini
Ku harap jika aku
tiada
Kaulah tempatnya
berlayar
bercerita saat ku
merindukanya
Aku baru sadar
Bahwa ada yg lebih indah dari senyumanya
Bahwa ada yg lebih indah dari senyumanya
Yaitu tawa
kecilnya yg slalu ku rindukan
saat Kita duduk
bersama menikmati Indahnya sapa senja meredu
Apakah Kau tahu
seperti apa tanah kelahiran air mata?
Kekasih?
Seperti senja
saat tenggelam di pelupuk Mu yang geming
Jika Kamu tahu
arti airmata merah
0 comments:
Post a Comment