Puisi
sebagai karya seni dapat di ibaratkan sebagai puncak gunung, penuh rasa,
tertutup kabut dan awan, sebab terkadang seseorang tidak tahu apa yang ada
dibalik kata-kata yang yang dijalin oleh penyair. Ada penyair yang secara lugas
menyampaikan imajinasinya, namun ada pula yang tidak demikian. Artinya penyair
tersebut mengungkangkapkan dengan menggunakan simbolik yang susah di ketahui
maksudnya. di bawah ini kami sajikan puisi-puisi yang termasuk dalam keduanya....
Penantian
Lama kau kenyam
seru perjuangan
Kuat kekar jiwa
pahlawan
Tak peduli akan
perlawanan
Tak kenal nyawa
melayang
Alam berteriak
tanpa balas
Berderu
menggoncang tiang-tiang kejam
Menoleh melihat
planet berbenturan
Lambai dedaunan
menghempas
Angin
Gesang liat
tumbuh tanaman
Batu kaku
terasa
Dimana
Saat-saat malam
kelam
Waktu manusia
terenyam
Buai serakah
melambai
Obor-oborpun
padam
Roh insani haus
akan ilham
Rindu impikan
kenangan
Mengapa hati
Yang kian terbenam
dalam kekalutan
Cahaya...?
Adakah itu
pertolongan
Ataukah itu
fatamorgana?
Oh jiwa yang
kian bertanya-tanya
Raga lunglai
Terkapar,
menghelah
Dimana aku
Beginikah garis
hidupku?
Tuhan...!
Engkau ada
Engkau kuat
Garis-Mu lurus
Tulus menerima
seruan malam dan siang
Bagi hambamu
yang kalau akan cobaan
0 comments:
Post a Comment